Rabu, 07 Mei 2014

Makalah Kewirausahaan tentang Pengorganisasian yang Efektif


I.              PENDAHULUAN

Struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian organisasi. Pada organisasi formal struktur direncanakan dan merupakan usaha sengaja untuk menetapkan pola hubungan antara berbagai komponen, sehingga dapat mencapai sasaran secara efektif. Sedangkan pada organisasi informal, struktur organisasi adalah aspek sistem yang tidak direncanakan dan timbul secara spontan akibat interaksi peserta.

Struktur organisasi-organisasi memberikan kerangka yang menghubungkan wewenang karena struktur merupakan penetapan dan penghubung antar posisi para anggota organisasi. Jika seseorang memiliki suatu wewenang, maka dia harus dapat mempertanggungjawabkan wewenangnya tersebut.

Pada umumnya orang akan menganggap struktur sama dengan desain organisasi. Sesungguhnya desain organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan penciptaan struktur untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi struktur merupakan hasil dari proses desain.

 

II.           PERUMUSAN MASALAH

1.    Pengertian Struktur Organisasi

2.    Departementalisasi

3.    Pendelegasian Wewenang

4.    Organisasi Informal

 

III.        PEMBAHASAN

1.    Pengertian Struktur Organisasi

Struktur organisasi sebagai sistem formal dari hubungan aturan-aturan dan tugas serta keterkaitan otoritas yang mengontrol tentang cara orang bekerja sama dan memanfaatkan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi.[1] Struktur berkenaan dengan pekerjaan, sedangkan pekerjaan mempengaruhi perilaku orang-orang yang ada dalam organisasi.

Ada juga yang menyebutkan stuktur organisasi (organizational structure) menentukan bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasi secara formal. Ada 6 (enam) elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika mereka hendak mendesain struktur organisasi mereka. Ke enam elemen tersebut adalah spesialisasi kerja, departementalisasi, rantai komando, rantai kendali, sentralisasi dan desentralisasi serta formalisasi.

a.    Spesialisasi Pekerjaan

Spesialisai pekerjaan merupakan perincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab melaksanakan tugasnya masing-masing.[2] Hakikat dari spesialisasi pekerjaan adalah bahwa ketimbang seluruh pekerjaan dilakukan oleh seorang individu, pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi sejumlah tahap, dengan masing-masing tahap diselesaikan oleh seorang individu tersendiri. Intinya, individu menkhususkan diri dalam melakukan bagian dari suatu kegiatan ketimbang seluruh kegiatan. Manajemen melihat hal ini sebagai suatu sarana yang paling efisien untuk memanfaatkan ketrampilan karyawan.[3]

b.    Departementalisasi

Departementalisasi ialah basis pengelompokan posisi dalam departemen-departemen sehingga tugas-tugas dapat dikoordinasikan berdasaarkan fungsi-fungsi yang dijalankan.[4] Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada pembahasan yang kedua.

c.    Rantai Komando

Rantai komando ialah suatu garis wewenang tanpa putus dari puncak organisasi ke bagian paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa. Hal ini dikaitkan dengan dua prinsip dasar yang saling melengkapi, Prinsip kesatuan perintah berarti bahwa setiap karyawan bartanggung jawab hanya kepada satu supervisior. Prinsip scolar merujuk pada garis wewenang yang terdefinisikan dengan jelas, termasuk seluruh karyawan. Wewenang dan tanggung jawab untuk tugas yang berbeda harus jelas. Ada 3 konsep dalam rantai komando:


 

Ø Wewenang (Authority)

Merupakan hak formal dan sah dari seorang manajer untuk mengambil keputusan, mengeluarkan perintah, dan mengalokasikan sumber daya agar tercapai hasil yang diharapkan organisasi. Wewenang ditentukan oleh 3 kategori :

-       Wewenang berada pada posisi organisasi, bukan kepada orang

-       Wewenang diterima oleh bawahan

-       Wewenang mengalir ke bawah pada hierarki vertikal.

Ø Tangung jawab (responsibilty)

Merupakan kewajiban seseorang untuk melakukan tugas atau aktifitas yang diberikan kepadanya. Umumnya manajer diberi wewenang setara  dengan tangung jawabnya. [5]

Ø Delegasi (Delegation)

Merupakan Pelimpahan wewenang dari atasan kepada bawahannya dalam pengambilan keputusan, namun tidak bisa diartikan sebagai pelimpahan tanggung jawab. Teknik dalam pendelegasian antara lain :

-       Berikan delegasi kepada bawahan yang memang mau dan mampu melaksanakan tugasnya

-       Berikan petunjuk yang jelas dan dapat dilaksanakan

-       Beri motivasi

-       Pantau pekerjaan yang didelegasikan

-       Minat umpan balik

-       Tunjukan kepercayaan kepada bawahan.[6]

Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada pembahasan ketiga.

d.   Rentang Kendali

Rentang kendali merupakan jumlah bawahan yang dikendalikan/diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif. Rentang kendali disebut juga rentang manajemen atau rentang supervisi karena menganut prinsip semakin besar jumlah orang yang diawasi semakin sulit bagi atasan untuk mengawasinya. Salah satu ciri dari struktur ini adalah menentukan seberapa dekat supervisor dapat mengawasi bawahannya. Desain struktur organisasi seperti ini lebih efektif dan efisien apabila seorang atasan mengawasi kurang dari 10 orang bawahan. Retang pengawasan rata-rata yang digunakan dalam organisasi menentukan apakah strukturnya tinggi atau datar.

Ø Struktur tinggi (Tall Structure) memiliki rentang yang sempit secara keseluruhan dan lebih banyak tingkat hierarki .

Ø Struktur datar (Flat Structure) memiliki rentang yang luas dan melebar secara horizontal, serta tingkat hhierarki yang lebih sedikit.

e.    Sentralisasi dan Desentralisasi

Istilah ini mengacu pada tingkat sampai sejauh mana pengambilan keputusan dikonsentrasikan pada satu titik tunggal dalam organisasi. Biasanya, suatu organisasi dikatakan sentralistis jika manajemen puncak membuat keputusan-keputusan kunci organisasi dengan meminta sedikit masukan atau tanpa maukan sama sekali dari personal tingkat bawah. Sebaliknya, semakin banyak personel tingkat bawah yang memberikan masukan atau secara aktual diberi kebebasan memilih untuk membuat keputusan, semakin desentralisasi suatu organisasi. Dalam organisasi yang desentralistis, tindakan untuk memecahkan masalah dapat diambil dengan lebih cepat, lebih banyak orang bisa memberikan masukan bagi keputusan, dan karyawan lebih kecil kemungkinannya merasa terasingkan dari mereka yang membuat keputusan yang mempengaruhi kerja mereka.

f.     Formalisasi

Formalisasi mengacu sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan. Jika sebuah pekerjaan sangat formal, pemangku pekerjaan akan memiliki sedikit sekali kebebasan untuk memilih apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana dikerjakan. Di organisasi dengan tingkat formalisasi tinggi, ada diskripsi tugas yang jelas, beragam aturan organisasi, dan prosedur yang didefinisikan secara tegas. Manakala tingkat formalisasi rendah, perilaku pekerjaan relatif tidak terprogram dan karyawan memiliki banyak kebebasan untuk menjalankan diskresi mereka terkait dengan pekerjaan.


 

2.    Departementalisasi

Departementalisasi ialah basis pengelompokan posisi dalam departemen-departemen sehingga tugas-tugas dapat dikoordinasikan berdasaarkan fungsi-fungsi yang dijalankan. Dalam pengelompokannya departementalisai memanfaatkan rantai komando berdasarkan lima macam pendekatan, yaitu :

Ø Pendekatan fungsional vertikal merupakan pengelompokann posisi ke dalam departemen berdasarkan kemampuan, keahlian, dan kegunaan sumber daya.

Ø Pendekatan divisional merupakan pengelompokan departemen menjadi divisi berbeda  dan tersendiri berdasarkan produk, program, atau daerah geografi yang sama. Keahlian beragam dan bukannya yang sama merupakan dasar dari departementalisai.

Ø Pendekatan matriks merupakan rantai komando fungisonal dan divisional diimplementasikan terus menerus dan saling melengkapi satu sama lain di departemen yang sama dua ranrai komando muncul dan sejumlah karyawan bertanggung jawab kepada dua orang atasan.

Ø Pendekatan berdasarkan tim merupakan organisai yang membentuk sejumlah tim untuk menjalankan tugas tertentu dan berkoordianasi dengan departemen utama. Tim dapat muncul dari kantor presiden direktur hingga ke lantai bawah.

Ø Pendekatan jaringan merupakan suatu organisasi yang berukuran kecil dan dihubungkan secara elektronik melalui satu saluran dengan organisasi lain yang menjalankan fungsi penting. Tiap organisasi bersifat independen menyesuaikan ukuran layanan sesuai saluran sentral tersebut untuk memperoleh profit. Departemen dapat tersebar di seluruh dunia.

 

3.    Pendelegasian Wewenang

Wewenang adalah hak seorang pejabat untuk mengambil tindakan yang perlu agar tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik. Sedangkan pelimpahan adalah penyerahan. Jadi pelimpahan wewenang adalah penyerahan sebagian hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik dari pejabat yang satu kepada pejabat yang lain.

Pelimpahan wewenang yang dapat dilakukan diantara pejabat yang lebih tinggi kapda pejabat yang lebih rendah disebut “pelimpahan wewenang penegak”. Sedangkan pelimpahan wewenang yang dapat dilakukan diantara pejabat yang sederajat disebut “pelimpahan wewenang mendatar”.[7]

a.    Dalam melukan pelimpahan wewenang yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

*   Batas wewenang setiap pejabat harus jelas

*   Tanggung jawab dipikul oleh kedua belah pihak

*   Tugas, tanggung jawab dan wewenang harus seimbang

*   Perlu memperhatikan pendapat dari pejabat yang menerima limpahan

*   Disertai kepercayaan bahwa yang menerima itu mampu

*   Perlu adanya pembimbingan

*   Perlu adanya pengendalian.

b.    Pelimpahan wewenang dapat terhalang karena sikap pimpinan misalnya:

·      Merasa dirinya telah sempurna

·      Tidak mempercayai bawahan

·      Tidak mempunyai alat kendali

·      Takut ikut memikul tanggung jawab dll.

c.    Pelimpahan wewenang dapat terhalang karna sikap bawahan misalnya:

v Selalu ingin pekerjaan yang mudah

v Tidak percaya pada diri sendiri

v Takut disalahkan

v Terlalu banyak tugas.

d.   Manfaat yang diperoleh:

ü Pimpinan dapat melakukan pekerjaan yang poko-pokok saja

ü Tiap-tiap tugas dapat dikerjakan pada tingkat yang tepat

ü Putusan-putusan dapat dibuat dengan lebih cepat

ü Inisiatif dan rasa tanggung jawab dapat dipertinggi

ü Dapat dihindarkan sikap selalu menunggu diperintah

ü Pelayanan dapat berjalan terus walaupun pejabatnya sedang berhalangan.

4.    Organisasi Informal

Organisasi informal adalah organisasi dimana para anggotanya dalam usaha mencapai tujuannya dilakukan atas dasar hubungan pribadi dengan struktur informal atau tidak secara resmi. Atau juga kumpulan dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.

Organisasi Informal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a.    Proses pembentukan atas dasar kepentingan bersama.

b.    Hubungannya informal.

c.    Anggotanya relatif sedikit.

d.   Adanya kegemaran yang relative sama antar anggota di luar organisasi.

e.    Disiplin kerja didasarkan atas kesadaran pribadi.

Kelemahan organisasi informal diantaranya :

a.    Banyak kesulitan dalam mengambil keputusan karena keterlibatan bawahan yang tidak terbatas.

b.    Kapasitas hasil kerja relatif terbatas karena anggota yang relative sedikit.

c.    Banyak waktu luang yang dipergunakan di luar lingkup organisasi.

Menurut Hicks organisasi informal terbagi atas :

1.      Organisasi primer

Organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan timbal balik bukan berlandaskan kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh organisasi ini adalah keluarga.

2.      Organisasi sekunder

Organisasi ini memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, kontraktual. Organisasi ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena memiliki alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Contoh organisasi ini adalah kontrak kerja antara  majikan dan karyawan.[8]

Pedangang kaki lima, pedangang eceran, pedangang asongan dan usaha lain yang bermodal sangat kecil merupakan usaha informal. Dengan demikian bidang usaha informal merupakan kegiatan usaha yang tidak menentu jangka waktunya, tidak terdaftar secara resmi.

Bidang usaha informal, sampai sejauh ini masih belum dapat dijadikan sebagai produk unggulan bangsa, karena sifatnya masih serba kecil. Sumber daya manusianya rata-tara adalah mereka yang berpendidikan rendah, sehingga pengembangan usaha dan kualitas produk yang dihasilkan oleh para pelaku usaha infomal ini masih sulit untuk  diharapkan.

Seorang wirausahawan harus mampu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan agar usaha yang dijalankannya dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Kemampuan menganalisis dan mengembangkan pasar, kemampuan mengelola sumber daya manusia, material, uang, fasilitas dan seluruh sumber daya perusahaan merupakan syarat mutlak untuk menjadi wirausaha sukses.

Secara garis besar ada dua cara untuk menumbuhkan kemampuan manajerial, yaitu melalui jalur formal dan informal. Jalur formal misalnya melalui jenjang lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan bisnis dan manajemen atau melalui pendidikan tinggi misalnya departemen administrasi niaga atau departemen manajemen yang tersebar berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Jalur informal, misalnya melalui seminar, pelatihan dan otodidak serta melalui pengalaman.

Interaksi antara orang dalam organisasi formal pasti akan menghasilkan sebuah perkembangan hubungan yang tidak saja hubungan struktural, terlebih pada organisasi persekolahan, dimana kekeluargaan menjadi salah satu landasan perilakunya. Perkembangan hubungan dari interaksi orang dalam organisasi ini akan mengikat secara kuat sentiment dan komitmen setiap orang, sehingga muncul empati da simpati satu sama lain. Hubungan inilah yang terus tumbuh selama organisasi formal itu ada yang dinamakan organisasi informal. Hubungan interaksi ini tidak berstruktur sebagaimana struktur organisasi formal.

Walaupun sulit mengidentifikasi keberadaannya secara kasat mata, namun keberadaan organisasi informal ini dapat dilihat dari tiga karakteristik, yaitu norma perilaku, tekanan untuk menyesuaikan diri, dan kepemimpinan informal (Sutisna, 1993 : 221). Norma perilaku adalah standar perilaku yang diharapkan menjadi perilaku bersama yang ditetapkan oleh kelompok (orang-orang dalam organisasi) dalam sebuah kesepakatan sosial, sehingga sangsinya pun sangsi sosial. Norma perilaku dalam organisasi informal tidak tertulis sebagaimana organisasi formal, tetapi menjadi kesepakatan bersama diantara orang-orang di dalam organisasi.

Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang akan bergabung dengan suatu kelompok informal. Menggabungkan diri dengan suatu kelompok tidak sekedar bergabung secara fisik dalam suatu kumpulan, tetapi melibatkan sosial-emosional individu-individu dalam organisasi informal tersebut. Karena itu organisasi informal sering muncul dalam bentuk kelompok-kelompok yang tidak terlalu besar , karena syarat keberterimaan sebagai bagian dari organisasi informal ini tidak saja keanggotaan dalam organisasi formalnya, tetapi lebih spesifik pada kesamaan antar individu (kesamaan daerah agama, nilai yang dianut, hobi dan sebagainya).

Kepemimpinan informal dalam organisasi informal menjadi salah satu komponen yang kuat mempengaruhi anggota di dalam organisasi, bahkan memungkinkan melebihi pengaruh pemimpin organisasi formal. Pemimpin informal muncul dari kelompok dan membimbing serta mengarahkan melalui persuasi dan pengaruh. Kepemimpian dalam organisasi informal sangat kuat pengaruhnya, karena inilah kepemimpinan yang sesungguhnya, dimana seseorang dipatuhi bukan karena memiliki jabatan, tetapi ada kelebihan yang secara alamiah dan mampu mempengaruhi orang lain tanpa paksaan.

 

IV.        KESIMPULAN

Struktur organisasi sebagai sistem formal dari hubungan aturan-aturan dan tugas serta keterkaitan otoritas yang mengontrol tentang cara orang bekerja sama dan memanfaatkan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi.

Departementalisai memanfaatkan rantai komando berdasarkan lima macam pendekatan, yaitu : Pendekatan fungsional, Pendekatan divisional, Pendekatan matriks, Pendekatan berdasarkan tim,Pendekatan jaringan.

Pendelegasian wewenang atau pelimpahan wewenang adalah penyerahan sebagian hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik dari pejabat yang satu kepada pejabat yang lain.

Organisasi informal adalah organisasi dimana para anggotanya dalam usaha mencapai tujuannya dilakukan atas dasar hubungan pribadi dengan struktur informal atau tidak secara resmi. Atau juga kumpulan dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.

 

V.           PENUTUP

Demikian makalah ini dapat kami selesaikan. Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan tak luput dari kesalahan. Maka dari itu kritik saran yang kontruktif sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin…

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

·         Usman, Husaini, 2008., Manajemen ( Teori Praktik & Riset Pendidikan ), Jakarta : Bumi Aksara.

·         Robbins, Stephen P,dan A, Timothy. judge, 2008.,  Perilaku Organisasi, Jakarta : Salemba Empat.

·         Draft, Richard L., 2008, Management ( manajement ), Jakarta : Salemba Empat,

·         Sumarni, Murti  dan Soeprihanto, John, 2003, Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan), Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



[1] Husaini Usman, Manajemen ( Teori Praktik & Riset Pendidikan ), Jakarta : Bumi Aksara, 2008, hlm. 163.
[2] Ibid, hlm. 164.
[3] Stephen P. Robbins dan Timothy A. judge, Perilaku Organisasi, Jakarta : Salemba Emapt, 2008, hlm. 214.
[4] Ibid, hlm. 217.
[5] Richard L. Daft, Management ( manajemet ), Jakarta : Salemba Empat, 2008, hlm. 7-8.
[6] Op. Cit, hlm. 168.
[7]  Murti Sumarni-John Soeprihanto, Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan), Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2003. Hlm. 183-184
[8] http://salamunhasan.wordpress.com/2010/10/09/tugas-makalah-matakuliah-teori-organisasi-umum-1/